Jakarta - Angin sore dari Selat Makassar yang berhembus ke Stadion Segiri, Samarinda akan mengiringi wasit meniup peluit tanda sepak mula pertandingan antara tuan rumah Borneo FC melawan Bhayangkara FC pada Jumat 8 Agustus, yang menandai dimulainya musim baru Super League, yang sebelumnya bernama Liga 1, edisi 2025/2026.
Jika tidak ada aral melintang, dipastikan seantero tribun Stadion Segiri akan dipadati oleh Pusamania. Para suporter setia Borneo itu tentu sangat rindu melihat tim kesayangannya kembali berlaga setelah menyelesaikan musim 2024/2025 di posisi kelima klasemen akhir.
Mereka pun pasti penasaran melihat perlawanan yang dapat diberikan tim promosi, Bhayangkara, yang hanya memerlukan waktu semusim berlaga di strata kedua sebelum kembali naik kasta.
Sementara itu, upacara pembukaan Super League 2025/2026 akan dilakukan di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada malam harinya. Setelah upacara pembukaan itu, akan disajikan pertandingan tuan rumah Persebayamenjamu tim promosi PSIM Yogyakarta.
Musim ini, operator Liga Indonesia yakni I.League (dahulu bernama PT Liga Indonesia Baru) mengusung sejumlah perubahan. Terlepas apakah perubahan-perubahan itu akan berdampak positif atau tidak, masing-masing pihak punya argumentasinya. Waktu mungkin yang akan mampu menjawabnya apakah perubahan-perubahan itu berdampak positif bagi kompetisi sepak bola paling elit di tanah air?
Regulasi baru
Regulasi baru yang mungkin paling menarik perhatian publik sepak bola Indonesia adalah mengenai pemain asing. Awalnya pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), I.League mengumumkan bahwa mereka menerapkan skema klub dapat mengontrak maksimal 11 pemain asing dan boleh memainkan maksimal delapan pemain asing secara bersamaan.
Tidak lama kemudian, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dalam suatu kesempatan menyatakan bahwa regulasi untuk boleh memainkan delapan pemain asing secara bersamaan perlu direvisi. Erick mengusulkan batasan pemain asing yang dapat dimainkan bersamaan dalam suatu pertandingan adalah tujuh pemain. Ia pun menyatakan akan bersurat kepada I.League mengenai hal tersebut.
Selain dari PSSI, regulasi pemain asing itu juga sempat mendapat perhatian dari Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI). APPI berharap agar regulasi tersebut ditinjau kembali, sebab saat ini hanya ada satu kompetisi sepak bola profesional yang dimainkan di Indonesia, sehingga regulasi itu dapat membuat sebagian pesepak bola Indonesia kehilangan tempat atau menit bermain di klub-klub Super League.
Pelatih timnas Indonesia U-23, Gerald Vanenburg, juga menjadi salah satu sosok yang keberatan dengan regulasi 11 pemain asing. Bahkan pria asal Belanda itu tidak segan menyebut peraturan tersebut sebagai sebuah lelucon.
Namun, pada akhirnya I.League tetap dalam keputusannya untuk menerapkan regulasi maksimal 11 pemain yang dapat dikontrak. Direktur Utama I.League, Ferry Paulus, memperkenalkan skema 7-9-11 perihal pemain asing untuk Super League musim 2025/2026.
Skema 7-9-11 berarti sebanyak tujuh pemain asing dapat dimainkan bersamaan dalam satu pertandingan, sembilan pemain asing boleh didaftarkan untuk masuk dalam Daftar Susunan Pemain (DSP), dan klub boleh mengontrak maksimal 11 pemain asing.
Selain mengenai pemain asing, terdapat regulasi lain yang juga diterapkan I.League pada Super League musim baru, yakni mengenai pemain muda. Kali ini, I.League mewajibkan tim-tim Super League mendaftarkan lima pemain U-23, namun hanya satu pemain yang diwajibkan mendapatkan menit bermain selama 45 menit sejak sepak mula.
Para kandidat juara
Sejatinya cukup sulit memprediksi tim-tim yang merupakan kandidat juara. Sebagai contoh, pada Liga 1 musim 2023/2024 tim juara Persib baru bisa merebut pucuk klasemen pada pekan ke-17 sebelum kemudian menguasainya sampai musim berakhir.
Maka dapat diperkirakan tidak ada kekuatan yang benar-benar dominan untuk Super League 2025/2026.
Persib merombak ulang skuadnya setelah menjadi juara, dan saat ini diperkuat sejumlah pemain baru seperti Saddil Ramdani, Hamra Hehanussa, William Marcilio, Luciano Guaychochea, Alfeandra Dewangga, Ulliam Barros, dan Adam Przybek.
Tim asuhan Bojan Hodak ini memiliki waktu persiapan yang cukup untuk menyambut musim baru. Maung Bandung berkompetisi di Piala Presiden 2025. Mereka juga mengadakan pemusatan latihan di Thailand selama sepekan.
Persib jelas tidak boleh lengah. Kekuatan baru dalam diri Dewa United juga mempersiapkan skuadnya dengan sangat baik untuk menyambut musim baru.
Setelah tim bola basketnya, Dewa United Basket Ball, meraih trofi IBL pertamanya pada pertengahan Juli, bukan tidak mungkin tim sepak bolanya juga ingin mengikuti jejak tersebut. Dewa yang menutup musim lalu dengan duduk di posisi kedua telah merekrut sejumlah pemain bintang seperti Stefano Lilipaly, Privat Mbarga, Wahyu Prasetyo, Nick Kuipers, Cassio Scheid, dan penyerang timnas Indonesia, Rafael Struick.
Dua tim klasik yaitu Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya juga terlihat berbenah serius untuk menyongsong musim baru. Persija telah mengganti pelatihnya dengan Mauricio Souza, yang membawa gerbong pemain Brasil untuk diajak menggeluti kerasnya kompetisi Indonesia.
Tidak mau terlalu lama bersedih karena menutup musim lalu di posisi ketujuh, Macan Kemayoran bergerak cepat mendatangkan Gustavo Franca, Fabio Calonego, Van Basty Sousa, Alan Cardoso, dan Thales Lira. Selain pasukan Negeri Samba, Persija juga mendatangkan dua pemain Indonesia papan atas, yaitu Jordi Amat dan Eksel Runtukahu.
Sebagaimana Persija, Persebaya juga mengganti pelatihnya. Kali ini Bajoel Ijo diarsiteki oleh Eduardo Perez Moran, dan telah mendatangkan Risto Mitrevski, Gali Freitas, Koko Ari, Milos Raickovic, Rachmat Irianto, dan Mihailo Preovic. Persebaya juga sempat memainkan pertandingan-pertandingan persahabatan di Australia sebelum musim bergulir.
Salah satu kekuatan yang juga tidak bisa diabaikan adalah Bali United. Bali yang kini dilatih pelatih asal Belanda, Johnny Jansen, memang melepas banyak pemain yang membela mereka musim lalu. Namun mereka pun merekrut pemain-pemain dengan kualitas bagus pada bursa transfer seperti Joao Ferrari, Rizky Dwi Febrianto, Rhijmen Goppel, Mike Hauptmeijer, dan tentu saja penyerang muda timnas Indonesia, Jens Raven.
Tentu dimasukkannya lima tim di atas bukan jaminan mereka akan melaju mulus pada Super League 2025/2026. Tim-tim lain pun berpotensi menghadirkan kejutan, baik kekuatan lama seperti Arema FC, PSM Makassar, Persita Tangerang, maupun tim-tim kuda hitam seperti Malut United, Persik Kediri, dan Persis Solo.
Pemain-pemain muda
Kiprah para pemain muda juga akan menjadi salah satu perhatian pada Super League 2025/2026. Terlebih dengan peraturan kewajiban memainkan satu pemain U-23 minimal selama 45 menit.
Dua nama yang mungkin akan segera menyita perhatian publik adalah Struick di Dewa dan Jens Raven di Bali United. Status sebagai pemain timnas membuat mereka otomatis menjadi sorotan para penggemar, sekaligus kewaspadaan dari bek-bek lawan.
Selain Struick dan Raven, tim-tim lain pun memiliki para pemain muda yang dapat diandalkan. Di kubu Persija, Arlyansyah Abdulmanan, Muhammad Zahabi Gholy, dan Rayhan Hannan berpotensi mendapatkan kesempatan bermain. Sedangkan di Bali United, kapten timnas U-23 Kadek Arel juga dapat diandalkan di tembok belakang Serdadu Tridatu.
Kubu tim juara Persib juga memiliki pemain-pemain muda dalam diri Kakang Rudianto dan Robi Darwis. Sedangkan Arema diperkuat Arkhan Fikri, Achmad Maulana Syarif, dan Teuku Razza Fachrezi.
Mantan bek Persija, Muhammad Ferarri, kini telah berseragam sesuai institusinya yakni Bhayangkara FC. The Guardian juga diperkuat pemain timnas U-23 lainnya, yang juga merupakan mantan pemain Macan Kemayoran, Frengky Missa. Sedangkan tim kuda hitam, Persita Tangerang, memiliki pemain cepat Yardan Yafi.
Tiga tim promosi
Dari ketiga tim promosi yang naik kasta dari Liga 2 musim lalu, dapat dikatakan bahwa Bhayangkara merupakan tim terkuat. Tim itu kini telah pindah markas ke Lampung, dan bersama Semen Padang, menjadi salah satu dari dua tim asal Sumatera.
Bhayangkara kini dilatih Paul Munster, dan meski telah melepas banyak pemain setelah promosi, Bhayangkara juga gesit untuk merekrut banyak pemain seperti Shaynder Borgelin, Dejan Racic, Nehar Sadiki, Moises Gaucho, Stjepan Plazonja, Christian Ilic, dan Andres Nieto. Total Bhayangkara telah memiliki 11 pemain asing.
Tim promosi lainnya, PSIM, juga menatap musim baru dengan serius. Laskar Mataram diketahui telah mendatangkan Nermin Haljeta, Ze Valente, Rakhmatsho Rakhmatzoda, Deri Corfe, Ezequiel Vidal, dan Franco Ramos Mingo.
Sedangkan tim yang paling akhir memastikan lolos ke kasta teratas, Persijap Jepara, telah merekrut Mario Lemos sebagai pelatih baru dan merekrut para pemain asing dalam diri Sudi Abdallah, Alexis Nahuel Gomez, Sakyi Elvis, Najeeb Yakubu, Diogo Araujo Brito, Carlos Henrique, Rodrigo Moura, dan Douglas Cruz.
Siapapun juaranya, dan siapapun yang terdegradasi nantinya, publik sepak bola tanah air berharap Super League dapat berlangsung lancar, tanpa intrik-intrik yang tidak perlu, dan berujung pada peningkatan prestasi Liga Indonesia dalam daftar peringkat liga-liga di Asia dan Asia Tenggara.
Dari liga domestik lah diharapkan sebagian pemain-pemain terbaik dihasilkan, dan muaranya tentu saja demi tim nasional Indonesia.
Oleh A Rauf Andar Adipati/ANTARA